BAB V
Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
A. Sekilas tentang Dunia Islam pada Abad Pertengahan
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtiar Baru Van
Hoeve) dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode
klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode
modern (1800-sekarang). Topik
bahasan dalam bab ini akan difokuskan pada perkembangan Islam pada periode
pertengahan.
Pada
periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai
dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilavah
Islam, dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada
abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak
adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan
terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan
itu antara lain :
1. Kerajaan
Ottoman di Turki
Kerajaan
Ottoman didirikan dan diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsa
Turki Utsmani, setelah Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meninggal dunia
tahun 1300 M.
Utsman
I dinobatkan sebagai raja (sultan) pertama dan kerajaan Ottoman, yang disusul
dengan raia-raja berikutnya. Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar, karena
telah menyebarluaskan Islam ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota Benteng
Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilan ini,
kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang artinya Sang
Penakluk.
Kerajaan
Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I
(1521-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa
pemerintahannva kerajaan Ottoman memiliki wilavah kekuasaan yang cukup luas,
yaitu : Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea,
Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sumpai ke batas Sungai
Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam.
Namun,
setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami
kemunduran sehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
Biografi
Sulaiman Al-Qanuni
(6
November 1494 - 5 September 1566 M)
Sulaeman
Al-Qanuni, yang disebut juga Sulaeman adalah putra pasangan Sultan Salim I
(yang wafat pada tahun 1520 M) dan Aisya Sultan. Perkataan Al-Qanuni merupakan
julukan yang diberikan oleh masyarakat Turki Utsmani kepada Sulaeman I, yang
berarti “Si Pembuat Undang-Undang”.
Sulaeman
Al-Qanuni, menjadi Sultan Ottoman Turki dari tahun 1520 M sampai dengan 1566 M.
Beliau merupakan Sultan Turki Utsmani terbesar dan paling berhasil dalam
menjalankan roda pemerintahan. Keberhasilan-keberhasilan tersebut antara lain
dalam hal :
o Perluasan wilayah kekuasaan seperti berhasil
menguasai Beograd, yang sekarang menjadi ibukota Serbia, Yugoslavia (dulu) pada
tahun 1521 M; menguasai Budapest, ibukota Hongaria pada tahun 1524 M; menguasai
Pulau Rhodos tahun 1522 M; merebut pangkalan angkatan laut di bagian tenggara
Prancis yaitu kota Nicea, memperoleh kemenangan dalam berperang melawan Austria
pada tahun 1531 M. Karena demikian kuat dan luasnya wilayah kekuasaan Sulaeman
Al-Qanuni. orang-orang Eropa memberi julukan kepadanya dengan nama Solomon
the Magnificent atau Solomon the Great (Sulaeman yang Agung).
o Membangun armada laut pertama pada tahun 1534
M. yang diperkuat oleh admiral laut yang cakap Khairuddin Barbarossa. Armada
laut ini dibentuk untuk menghadapi perlawanan pasukan Kaisar Karel V dari
Spanyol.
o Mendirikan Universitas As-Sulaemaniyyah pada
tahun 1550, membangun istana, hotel, rumah sakit, lembaga pendidikan Al-Qur’an,
dan masjid. Sedangkan arsitekturnya bernama Sinan.
o Menulis salinan Al-Qur’an dengan tangannya
sendiri, yang kini disimpan dengan baik di Masjid Agung Sulaeman yang dibangun
tahun 1550-1556 M.
2. Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat
dalam empat periode, yaitu periode sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M). periode
Mogul (1526-1858 M). periode masa penjajahan lnggris (1858-1947 M), dan periode
negara India Sekuler (1947-sekarang).
Kerajaan Mogul
didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol,
pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berpusat di Delhi (India).
Kerajaan
Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (sultan). Sultan
pertama Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan
sultan terakhirny brnarna Sultan Bahadur Syh II (1837-1858 M). Kerajaan Mogul
mencapai puncak kejayaannva tatkala diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M),
Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658
M), dan Aurangzeh atau Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah
kejuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad. Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes,
Berar, Ahmad Nagar, Ousra. Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.
3. Kerajaan
Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat
Islam menguasai Persia sejak tahun 641 M. Setelah itu, bangsa Persia yang
semula beragama Zoroaster berbondong-bondong masuk Islam. Dinasti atau kerajaan
Islam silih berganti memerintah Persia, sampai dengan bangsa Mongol merebutnya
pada abad ke-12 M. Selama tiga abad bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada
tahun 1501 M muncul dinasti baru, yaitu dinasti atau Kerajaau Safawi.
Kerajaan
Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismail I) pada tahun 907 H (1501 M)
di Tabriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501 M-1524 M, yang wilayah kekuasaannya
di sebelah barat berbatasan dengan kerajaan Utsmani (Ottoman) di Turki dan di
sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di lndia.. Kerajaan Safawi
Mogul dan Turki Utsmani merupakan tiga kerajaan besar pada ahad pertengahan.
Setelah
pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan- sultan Dinasti
Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir
Kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.
Kerajaan
Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1585 -
1628 M). Beliau berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dan
kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas (sampai
sekarang). Syah Abbas juga memindahkan ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.
Setelah
pemerintahan Syah Abbas berakhir dan digantikan oleh sultan- sultan berikutnya,
kedudukan Kerajaan Safawi menjadi lemah. Kelemahan Kerajaan Safawi ini antara
lain disebabkan adanya perebutan kekuasaan.
Selanjutnya
Persia diperintah oleh Dinasti Zand (1759-1794), Dinasti Qajar (1794-1925),
Dinasti Pahlevi (1925-1979). Kemudian sejak tanggal 11 Februari 1979 melalui
revolusi Islam yang dipimpin oleh ulama terkenal Ayatullah Komeini (1900-1989
M), sistem kerajaan yang telah ribuan tahun berkuasa. dihapus dan diganti
dengan sistem republik (demokrasi) dengan nama “Jumhuri-ye Eslami-ye Iran”
(Republik Islam Iran) dan dengan presiden pertamanva Abalhassan Bani Sadr.
Pada
waktu kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilavah dan benua Asia
dan Afrika berada dalam keadaan lemah, sebaliknya di wilavah Eropa justru dalam
keadaan kuat. Keadaan bangsa Eropa seperti Spanyol, Prancis, Portugis, Inggris,
dan Belanda berada dalam keadaan kuat dan maju, khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi baru.
Salah
satu penyebab bangsa Eropa kuat dan maju adalah pengaruh dari dunia Islam. Pada
awalnya bangsa Eropa mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan dari umat
Islam pada periode klasik (periode kejayaan dan keemasan umat Islam) seperti
ilmu kedokteran, ilmu sejarah, ilmu pertambangan, dan ilmu kimia. Ilmu-ilmu
tersebut kemudian mereka dalami dan kembangkan sendiri, sehingga setahap demi
setahap mereka berhasil memperoleh kemajuan dan kekuatan serta berhasil
melaksanakan revolusi di bidang industri.
Selanjutnya,
bangsa Eropa berusaha menjajah negara-negara lemah. khususnya kerajaan-kerajaan
Islam dan umat Islam yang ada di wilayah benua Asia dan Afrika. Mereka
melakukan penjajahan untuk mencapai tiga tujuan yaitu:
Gold yang maksudnya agar memperoleh keuntungan besar,
khususnya di bidang perdagangan bangsa Eropa, membeli bahan-bahan industri dari
wilayah jajahannya dengan harga murah, kemudian menjual hasil industrinya ke
wilayah jajahannya dengan harga mahal.
Glory yang maksudnya untuk mencapai
kejayaan di bidang kekuasaan.
Gospel
yang artinya usaha
menyebarluaskan agama Kristen.
Agar
meraih keuntungan besar, bangsa Eropa melakukan usaha monopoli di bidang
perdagangan, antara lain dengan cara merebut dan menguasai pusat-pusat
perdagangan yang semula dikuasai umat Islam. Pusat-pusat perdaganga itu misalnya :
Kota Goa di pantai barat India
direbut pada tahun 1510 M dan dijadikannya benteng pangkalan, untuk menyaingi
perdagangan umat Islam dengan Afrika Timur.
Pelabuhan Malaka pada tahun
1511 M dikuasai dan dijadikan sebagai benteng pangkalan untuk menyaingi
perdagangan umat Islam di luar Indonesia dengan Indonesia.
Akhirnya, setelah
bangsa Eropa bertambah kuat, sedangkan kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam
semakin lemah terutama di bidang ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan, maka
kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah Asia-Afrika
dijadikan negara jajahan oleh bangsa Eropa. Negara-negara jajahan itu antara lain :
Negara yang Dijajah
|
Negara Penjajah
|
Mesir, Jazirah Arab, Yaman, Afganistan, dan India
|
Inggris
|
Maroko, Aijazair, Tunisia, Libia,
Libanon, dan Suriah
|
Prancis
|
Mindanao, (Philipina Selatan)
|
Spanyol
|
Malaka (Malaysia)
|
Mula-mula dijajah oleh Portugal (1511-1641), Belanda
(1641-1795), dan lnggris
(1795-1957)
|
Indonesia
|
Belanda dan Jepang
|
Kaukasia, Armenia, Tajikistan, Kazachtan, Azerbaizan, Usbekistan,
Bukhara, dan Samarkand
|
Rusia
|
Akibat buruk dari
penjajahan bangsa Eropa terhadap kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam
benmacam-macam, antara lain umat Islam mengalami kemunduran dan keterbelakangan
di bidang politik, ilmu pengetahuan, perekonomian, dan kebudayaan.
B. Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan
Ajaran Islam mengalami perkemhangan pada abad pertengahan walaupun
perkemhangannya tidak sepesat pada periode klasik.
Di India Kerajaan Mogul telah melaksanakan berbagai usaha dakwah pendidikan
Islam antara lain dengan membangun masjid-masjid dan madrasah-madrasah. Pada
madrasah-madrasah tersebut diajarkan ilmu tafsir, ilmu hadis dan ilmu fikih
yang merupakan mata pelajaran pokok.
Sekelompok ulama India telah menyusun sebuah kitab yang berjudul Al-Fatawa
Al-Hindiyyah berisi tentang kumpulan fatwa Mazhab Hanafi dan dicetak dalam
empat jilid besar. Kitab ini disusun atas permintaan penguasa kerajaan Mogul
yakni Sultan Abu Al-Muzaffar Muhyiddin Aurangzeb (Alamgir 1: 1658-1707 M),
sehingga kitab ini dikenal dengan sebutan Al-Fatawa Al-Alamgariyah.
Di Mesir ketika Dinasti
Mamluk berkuasa (1250-1517 M) telah muncul beberapa ulama besar antara lain
Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M dan Ibnu Khaldun (1332-1406 M). Ibnu Hajar
Al-Asqalani, selain sebagai ulama besar, beliau juga sebagai dosen, guru besar,
pimpinan akademi (madrasah), hakim, mufti (pemberi fatwa), khatib,
dan penulis. Di antara buku hasil karyanya berjudul Fath Al-Bari fi Syarh
Al-Bukhari (Ulasan tentang Hadis-Hadis Riwayat Al-Bukhari yang terdiri dari 13
jilid) dan Bulug Al-Maram Min Adillah Al-Ahkam (Kumpulan Hadis Hukum dan
sudah diterjemahkan ke dalarn bahasa 1ndonesia). Adapun lbnu Khaldun, terkenal sebagai sejarawan dan “Bapak Sosiologi
Islam.” Kitab karangannva yang terkenal adalah Al-Ibar (Sejarah Umum,
terdiri dari 7 jilid).
Perlu pula diketahui ulama-ulama besar lainnva yang hidup pada abad
pertengahan seperti :
Jalaluddin Al-Mahalli (Mesir 791-964 H) dan Jalaluddin As-Suyuti (849 H-91 I H) mengarang
Kitab Tafsir Jalalain yang terdiri dari dua jilid. Kitab ini sudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia.
Ibnu Kasir (Bosyra 700 H/ 1300 M - Damaskus 774 H/1373 M) mengarang Tafsir
Al-Qur’an Al-Azim yang terdiri dari empat jilid. Kitab ini sudah
diterjemahkan ke dalarn bahasa Indonesia.
Imam An-Nawawi (Damaskus 631 H/1233 M-676 H/1277 M) mengarang Kitab Hadis “Riyad
as-Salihin”. Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Imam
Nawawi (wafat 1277 M) menyusun kitab fIkih Mazhab Syafi’i dengan judul Minhaj
At-Talibin.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan
di beberapa wilayah kekuasaan Islam. ilmu pengetahuan mengalami perkembangan
walaupun tidak lebih maju daripada masa jayanya Daulah Abbasiyah dan tidak
mampu menyaingi kemajuan bangsa Eropa.
Di India pada masa
pemerintahan kerajaan Mogul telah dibangun sekolah- sekolah, yang di dalamnya
diajarkan ilmu pengetahuan umum, seperti logika, filsafat, geometri, geografi,
sejarah, politik, dan matematika. Tatkala Sultan Syah Jehan dan Aurangzeb memerintah telah dibangun
sekolah-sekolah tinggi, selain pusat pengajaran di Sueknon. Selain itu, pada
tahun 1641 M perpustakaan di Agra telah memiliki 24.000 judul buku dalam
berbagai disiplin ilmu.
Di Mesir tatkala diperintah oleh Dinasti Mamluk (1250-1517 M) telah muncul
para cendekiawan Muslim seperti :
Ibnu Abi Usaibiah penulis buku “Uyun
Al-Anba fi Tabaqat Al-Atibba” (penyampai informasi dalam tingkatan para
dokter).
Abu Al-Fida, Ibnu Tagri Badri
Atabaki, dan Al-Maqrizi,
terkenal sebagai penulis sejarah kedokteran.
Abu Hasan Mi Nafis (wafat 1288 M) kepala rumah sakit Kairo yang
menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, tiga abad lebih
dulu dari Servetus (orang Portugis).
Nasirudin At-Tusi (1201-1274 M) seorang ahli observatorium dan Abu
Faraj Tabari (1226-1286) seorang ahli matematika.
Selain itu, ada seorang
cendekiawan Muslim yang ahli dalam ilmu geografi yang bernama Ibnu Batutah
(703-779 H) dan juga pengembara Muslim yang telah berkeliling dunia serta
pernah singgah sebanyak dua kali di Samudera Pasai (Aceh). Beliau telah menyusun buku yang berjudul Rihlah
Ibnu Batutah, berisi tentang perjalanan Ibnu Batutah dalam berkeliling
dunia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berpuluh-puluh bahasa dunia.
Perlu pula diketahui
bahwa pada awal abad pertengahan ini telah pula disusun Kitab Mausu’at,
yaitu buku yang sangat tebal, berisi tentang kumpulan berbagai ilmu
pengetahuan, yang pada masa sekarang disebut ensiklopedi. Di antara cendekiawan Muslim yang menyusun Mausu‘at
adalah An-Nuwairy (wafat : 722 H), Ibnu Fadlullah (700-748 H),
dan Jalaluddin As-Suyuti (849-911 H). Setelah kerajaan-kerajaan Islam
dan umat Islam di berbagai wilayah dan benua Asia dan Afrika mengalami kemunduran
di bidang politik dan ekonomi, akibat dijajah oleh bangsa Eropa, umat Islam
tidak mampu lagi untuk menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
D. Perkembangan Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan
1. Arsitektur
Kata arsitektur berasal dan bahasa Yunani yaitu architektur yang berasal
dari dua suku kata yakni arche dan tektoo. Arche berarti asli,
awal, dan otentik. Tektoo bermakna berdiri stabil dan
kokoh.
Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunan ataupun
strukrur lain yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam
yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah SWT. Arsitektur Islam itu
terdapat antara lain pada bangunan masjid, istana, dan makam/pekuburan.
Di Persia (sekarang
Iran) pada masa keemasan Dinasti Safawi di kota Isfahan telah dibangun Masjid
Syah (sekarang Masjid Imam), Masjid Syah Lutfullah, Istana Cehil Sutun (bahasa
Persia: empat puluh tiang), jembatan Khaju, dan menara-menara goyang. Mengingat indah dan megahnya kota Isfahan,
orang-orang Persia (Iran) menyebutnya dengan ungkapan Isfahan Nisfe Jahan
(Isfahan kota setengah dunia).
Selain itu, di kota Masyhad (ibukota propinsi Khurasan) terdapat makam Imam
Ali Ar-Rida (orang Iran biasa menyebut Imam Reza, Imam ke-8 dalam akidah Syi’ah
dua belas Imam). Tidak jauh dari makam Imam Ali Ar-Rida terdapat masjid Imam
Reza yang luas megah dan indah dengan arsitekur Islam yang berkualitas tinggi.
Kubah masjid ini dihiasi dengan ratusan kilogram emas murni. sehingga menambah
kemegahan dan keindahan masjid. Juga di kota tua Qum (150 km dan Teheran)
terdapat makam Hazrat Fatimah Ma’sumah saudara kandung Imam Ali Ar-Rida. Kedua
makam tersebut tidak pernah sepi dari para peziarah, baik dari wilayah Persia
maupun negara tetangga seperti Afganistan, Pakistan, dan Irak.
Di India pada masa Kerajaan Mogul telah didirikan bangunan-bangunan yang
megah dan indah dengan arsitektur yang mengagumkan. Bangunan-bangunan itu
seperti istana megah di Delhi dan Lahore, Masjid Jami di Aunfur (dibangun
antara tahun 1438-1478 M, meniru bangunan Dinasti Timurid), Benteng Merah, Char
Minar (empat menara) yang dibangun tahun 1591 M, di Hyderabad, India (corak
Islam dan Hindu tampak pada bangunan ini) dan bangunan-bangunan makam yang
memukau. Termasuk bangunan makam yang menakjubkan dan termasuk salah satu
keajaiban dunia ialah Taj Mahal. Pada bangunan makam ini disemayamkan
Mumtaz Mahal istri Syah Jehan. Taj Mahal ini terletak di pinggir Sungai Jamuna
di Agra dan dibangun oleh Syah Jehan selama dua belas tahun (1631-1643). Untuk
melaksanakan pembangunan gedung Sultan Syah Jehan mendatangkan arsitek-arsitek
dari Iran, Arab, dan Turki. Sedangkan yang menyiapkan gambar rancangan gedung
ini dan sekaligus pengawas dalam pelaksanaan pembangunannya adalah Ustad Isa
Irani.
Di Turki pada masa keemasan pemerintahan kerajaan Utsman, telah dibangun
masjid-masjid dengan gaya arsitektur tinggi dan menawan hati. Masjid-masjid itu
seperti Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaeman (pada masa
itu merupakan masjid terindah di Turki), Masjid Bayazid, Masjid Abu Ayub
Al-Ansari yang terletak di sebelah Masjid Aya Sopia. Masjid-masjid tersebut dihiasi
dengan kaligrafi, sehingga menambah keindahan, kemegahan, dan keagungan-Nya.
Masjid Aya Sopia dulunya merupakan sebuah gereja. Kemudian bangunan itu
dirombak statusnya menjadi sebuah masjid melalui renovasi dan gambar-gambar
makhluk hidup di dindingnya diganti dengan kaligrafi yang menyejukkan hati.
Selain bangunan-bangunan masjid, di Turki telah dibangun pula gedung gedung
madrasah, rumah sakit, jembatan, saluran air, tempat peristirahatan, makam, dan
pemandian umum. Sedangkan untuk melaksanakan pembangunannya ditangani oleh
arsitek terkenal pada masa itu yakni Sinan Pasya.
Di Indonesia pada abad pertengahan telah didirikari bangunan-bangunan
bergaya arsitektur Islam yakni masjid, istana, dan makam.
Masjid-masjid yang
dibangun pada waktu itu, seperti Masjid Agung Demak (tahun 1506 M), Masjid
Agung Banten yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570 M), Masjid
Agung Kudus (1549 M), Masjid Agung Cirebon (1480 M), Masjid Sultan Abdurrahman
di Pontianak Kalimantan Barat (dibangun pada abad ke-18 M), dan Masjid Agung
Keraton Buton di Bau Bau Sulawesi Tenggara (tahun 1712 M).
2. Seni Sastra
Seni sastra sebagai bagian dan kebudayaan terdapat pula di berbagai wilayah
kerajaan dan wilayah Islam seperti: Turki, Persia, Irak, India, bahkan
Indonesia.
Sastrawan-sastrawan Muslim yang hidup di abad pertengahan antara lain :
Fariduddin Al-Attär (1119-1230 M)
Beliau lahir di Nisabur, timur laut Persia. Semasa mudanya beliau
mengembara ke berbagai wilayah Islam, seperti Mesir, Hejaz, India, dan Asia Tengah.
Kemudian ia kembali ke tempat kelahirannya dan
menetap di sana. Beliau menulis puisi dan menyusun petuah-petuah sufi selama 39
tahun. Karya Fariduddin Al-Attar yang sangat terkenal adalah Mantiq At Tair (Musyawarah
Burung) sebuah sajak alegori yang mengisahkan pengalaman religius kaum sufi.
Buku Mantiq At-Tair ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh
J.H. Garcin de Tassy dengan judul Mantiq Uttair, Le Lanage Des Oiseau
(tahun 1863 M). Juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The
Conference of the Birds (1955).
Buku karya Fariduddin Al-Attar lainnya adalah Tazkiratul Auliya.
Buku ini disusun dalam bentuk prosa dengan maksud mengenang para sufi
pendahulunya (buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku yang
lainnya berjudul Pend Namah (Kitab Nasihat) dan sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Prancis.
Jalaluddin Ar-Rumi (1207-1273 M)
Jalaluddin Ar-Rumi
lahir di Afganistan pada 1207 M dan wafat di Turki tahun 1273 M. Ia adalah
keturunan sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a. Ia seorang penyair sufi
terbesar pada masanya, yang mendapat gelar Maulana (Tuan Kami). Karya tulis Jalaluddin Ar-Rumi antara lain :
O Diwan Syams-i Tabriz,
merupakan kumpulan puisi terdiri atas 33.000 bait, yang kesemuanya dalam bentuk
gazal sufi.
O Masnawi, terdiri dari 6
jilid berisi 26.660 bait yang berisi ”Akar-akar agama dan penemuan
kegaiban-kegaiban alam dan pengetahuan ketuhanan” dan buku ini diselesaikan
dalam waktu 10 tahun. Buku ini sudah diterjemahkan dan diberi komentar oleh
Renold Alleyne Nicholson selama 25 tahun (1925-1950 M).
Sa’adi Syiraz (wafat di Syiraz antara tahun 1291 dan 1295 M)
Sa’adi Syiraz seorang sastrawan Persia yang karya tulisnya berjudul Bustan
(Kebun Buah) dan Gulistan (Kebun Bunga). Gulistan ditulis dalam
bentuk prosa dan berisi kisah-kisah, kata-kata mutiara, nasihat, renungan
pribadi yang berisi selingan puisi berisi anekdot, humor dan nasihat. Bustan
(telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) berisi kisah-kisah yang indah
dan melukiskan nilai-nilai luhur Islam yakni kebenaran, keadilan, kerendahan
hati, dan kebebasan. Dalam karya ini Sa’adi menampilkan dirinya sebagai
penyair, guru, dan sekaligus sebagai moralis.
Fuzuli
(wafat sekitar tahun 1556 M)
Fuzuli
termasuk penyair terkenal dalam sejarah sastra Islam. Salah satu karyanya yang
terkenal berbentuk puisi yang berjudul Shikeyetname (Pengaduan). Fuzuli bertempat
tinggal di Irak.
Keadaan
seni sastra di Indonesia pada abad pertengahan dapat diketahui dengan munculnya
para sastrawan Muslim, seperti di Sumatera: Hamzah Fansuri (akhir abad ke-16
dan awal abad ke-17), Syamsudin Pasai (1630 M), dan Nuruddin Ar-Raniri (wafat
1658 M). Di Jawa seperti Sunan Kalijaga (wafat akhir abad ke-16), Ki Ageng
Selo, Sunan Panggung, dan Sunan Bonang. Karya-karya mereka pada umumnya berisi
nasihat-nasihat agama.
Perhatikan
karya Sunan Bonang berikut :
“Jangan terlalu jauh mencari keindahan. Keindahan berada di dalam diri seluruh jagad raya
terbentang dalam dirimu. Jadikan dirimu cinta (isyq). Maka kau akan dapat memahami dunia.”
Selain
seni bangunan (arsitektur) dan seni sastra pada abad pertengahan, masih juga
terdapat di beberapa wilayah Islam berbagai macam seni lainnya, seperti seni
musik, seni suara, seni lukis, seni pahat, seni tari, dan seni kaligrafi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar